Fatwa : Siapakah yang boleh berijtihad dan memberikan fatwa ?

Siapakah yang boleh berijtihad dan memberikan fatwa ?

Jawaban:

Berijtihad untuk setiap masalah apapun ada syaratnya, dan tidak semua orang diperkenankan untuk melakukannya  kecuali mempunyai ilmu serta menguasainya, hafal semua dalil-dalilnya, yang berupa nash ataupun realita, yang shahih dan dha’if (lemah), nasikh (penghapus) dan mansukh (terhapus), manthuq (tersurat) dan mafhum (tersirat), khusus dan umum, mutlaq dan terikat, yang menyeluruh atau global dan terperinci. Selainnitu harus mengkajinya matang-matang, mengetahui semua pembagian fikih dan topik bahasan, juga pendapatnya para ulama dan fuqaha serta hafal semua nash serta memahaminya. 

Member fatwa tanpa penguasaan terhadapnya adalah dosa besar, dan termasuk berbicara tanpa ilmu.  Allah SWT telah menyerukan, 

"Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta 'ini halal dan ini haram', untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung." (an-Nahl: 116) 

Dalam hadits pun disebutkan, 

"Barangsiapa diberi fatwa yang tidak berdasarkan ilmu, maka dosanya menjadi tanggungan yang memberi fatwa." (HR. Ahmad (2/321), Abu Dawud dalam Al-‘Ilm (3657), Ibnu Majah dalam Al-Muqaddimah (53) 

Bagi para penuntut ilmu, diharuskan agar menguasai dan memahami ilmunya sebelum memberikan fatwa. Agar tidak tergesa-gesa serta tidak sampai salah dalam memberikan fatwa. Jika belum menguasai sebaiknya tahan dulu keinginan untuk berfatwa, sampai ilmu kalian layak untuk berijtihad. Dan hanya Allah-lah yang mampu memberi petunjuk kepada kebenaran. 

(SUMBER: al-Lu’lu’ al-Makiin, dari fatwa Syaikh Ibnu Jibrin, hal. 72-73. Lihat, Fatwa-Fatwa Terkini, Penerbit DARUL HAQ, Telp.021-4701616)