Home
»
dalil
»
Education
»
hadist
»
hukum belajar al-qur'an
»
kewajiban muslim
»
sunnah nabi
» Setiap Muslim Wajib mengenali dan mencintai Al-Qur'an
“Orang yang paling baik diantara kalian adalah orang yang mempelajari ` Al-Qur’an dan mengajarkannya.”
(HR. Bukhari)
A. Apa itu Al-Qur’an ?
Al-qur’an
adalah firman Allah yang mengandung paket hukum lengkap serta tata cara
hidup untuk manusia agar mencapai ridho Allah. Al-qur’an wajib
dipelajari bagi umat Islam. Sabda Rasulullah SAW :
تَرَكْتُ
فِيْكُمْ شَيْئَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا بَعْدَهُمَا، كِتَابَ اللهِ
وَسُنَّتِيْ وَلَنْ يَتَفَرَّقَا حَتَّى يَرِدَا عَلَى الْحَوْضَ.
“Aku
tinggalkan padamu dua perkara yang kalian tidak akan tersesat apabila
berpegang teguh kepada keduanya yaitu Kitabullah & sunnahku. Tidak
akan bercerai berai sehingga keduanya mengantarkanku ke telaga (di
Surga).”(Dishahikan oleh Al-Albani dalam kitab Shahihul Jami’)
Hadist
diatas mengandung penjelasan bahwa jika kita tidak mengetahui kandungan
al-qur’an dan sunnah nabi, maka bisa dipastikan bahwa hidup kita pasti
tersesat. Tersesat dalam kesia-siaan, kesempitan hidup, kebingungan, dan
buta pada arti hidup. Maka dari tu, agar hidup kita lebih berarti dan
mengetahui makna dan tujuan hidup ini, kita harus mempelajari, atau
mencari tahu di dalam 2 pedoman tersebut.
Ilmu
yang mempelajari tentang Al-qur’an adalah ‘Ulumul Qur’an. ‘Ulumul
adalah kata jamak dari ‘ilmu yang berarti al-fahmu wal idrak (paham
& menguasai). Maka dari itu ‘Ulumul Qur’an adalah ilmu yang
membahas Al-Qur’an dari segi Asbabun Nuzul, pengumpulan & penertiban
Al-Qur’an, pengetahuan surah Makiah wal Madaniah, An-Nasikh wal
Mansukh, Al-Muhkam wal Mutasyabihat dan yang lainnya yang berhubungan
dengan Al-Qur’an.
Hukum
mempelajari al-qur’an adalah fardhu ‘ain, yaitu wajib bagi seluruh
manusia. Sedangkan mempelajari ‘Ulumul Qur’an hukumnya adalah fardlu
kifayah, yaitu sebagian kaum muslimin wajib mempelajarinya sampai batas
ada yang sudah mahir, maka seluruh kaum muslimin sudah terbebas dari
dosa meninggalkannya. Tetapi jikalau belum ada yang mahir dalam bidang
ini, maka seluruh kaum muslimin belum terbebas dari dosa kecuali bagi
yang sedang mempelajarinya.
Sedangkan tujuan mempelajari ‘Ulumul Qur’an, menurut Imam Ash-Shabuny[1]adalah :
1.
Agar dapat memahami kalam Allah SWT, sejalan dengan keterangan
& penjelasan dari Rasulullah SAW, serta sejalan pula dengan
keterangan yang dikutip oleh para shahabat & thabi’in tentang
interpretasi mereka perihal Al-Qur’an.
2.
Agar mengetahui cara & gaya yang dipergunakan oleh para
mufassirin dalam menafsirkan Al-Qur’an dengan disertai sekedar
penjelasan tentang tokoh-tokoh ahli tafsir yang ternama serta
kelebihan-kelebihannya.
3. Agar mengetahui persyaratan-persyaratan dalam menafsirkan Al-Qur’an.
4. Agar mengetahui ilmu-ilmu lain yang dibutuhkan untuk itu.
‘Ulumul
Qur’an kadang disebut juga ‘Usulut Tafsir karena sangat diperlukan oleh
mufassirin dalam proses penafsiran. Tujuan terpenting dalam mempelajari
ilmu ini adalah kemampuan untuk menafsirkan ayat Al-qur’an. Namun pada
pembahasan kali ini, admin hanya akan memberikan penjelasan untuk lebih
mengenal Al-qur’an terlebih dahulu.
B. Mengenal Al-Qur’an
Sebuah
pepatah mengatakan, tak kenal maka tak sayang. Sama seperti halnya
kita, agar bersemangat dalam mempelajari al-qur’an, maka kita harus
lebih dulu mencintainya. Maka dari itu agar kita bisa mencntai
al-qur’an, maka kita harus mengenalinya terlebih dahulu. Langkah pertama
sebaiknya marilah kita melihat bagaimana perhatian Rasulullah SAW &
para shahabat terhadap Al-Qur’an. Sehingga kita tahu bagaimana
Al-qur’an itu dimata Rasulullah SAW & para shahabat.
Perhatian Rasulullah SAW
Rasulullah
SAW adalah sosok penerima, penjaga dan penjelas Al-Qur’an. Beliau SAW
sangat mengerti akan mandat tersebut dan posisi beliau SAW. Beberapa hal
tentang perhatian Rasulullah SAW mengenai Al-Qur’an adalah sebagai
berikut :
1. Rasulullah SAW melarang para shahabat[2]
untuk menulis sesuatu darinya selain dari Al-Qur’an karena khawatir
Al-Qur’an akan bercampur dengan yang lain. Hal ini dapat dilihat dalam
hadits :
“Muslim
meriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri, bahwa Rasulullah SAW berkata,
“Janganlah kamu tulis dari aku. Siapa yang menuliskan dari aku selain
Qur’an, hendaklah dihapus. Dan ceritakan apa yang dariku, dan itu tiada
halangan baginya (...dilanjutkan)
مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّار
“Dan siapa yang sengaja berdusta atas namaku, ia akan menempati tempatnya di api neraka.”
Sekalipun
sesudah itu Rasulullah SAW mengizinkan kepada sebagian shahabat untuk
menulis hadits, tetapi hal yang berhubungan dengan Al-Qur’an tetap
didasarkan pada riwayat yang melalui petunjuk, seperti di zaman
Rasulullah SAW & di zaman khalifah Abu Bakar ra serta Umar ra.[3]
2.
Rasulullah SAW memberikan kemuliaan kepada pembaca &
penghafal Al-Qur’an. Berikut beberapa hadits yang menunjukkan hal diatas
:
“Orang
yang mahir dengan Al-Qur’an adalah beserta malaikat-malaikat yang suci
& mulia, sedang orang yang membaca Al-Qur’an kurang fasih karena
lidahnya berat & sulit membetulkannya, maka baginya akan mendapat
dua pahala.” (HR. Muslim)
“Umatku yang paling mulia adalah huffazh Al-Qur’an.” (HR. Turmidzi)
“Bacalah Al-Qur’an ! Sebab di hari kiamat nanti akan datang sebagai penolong bagi para pembacanya.” (HR. Turmudzi)
“Perumpamaan seorang mukmin yang membaca Al-Qur’an adalah bagaikan bunga utrujjah, baunya harum & lezat rasanya.” (HR. Bukhari & Muslim)
3. Al-Qur’an di zaman Rasulullah SAW sudah terkumpul dalam hafalan namun masih berserakan dalam tulisan.
Banyak
para shahabat yang dikenal telah menghafal Al-Qur’an apalagi Rasulullah
SAW yang juga hafal seluruh isi Al-Qur’an. Bahkan hafalan Rasulullah
SAW selalu dipantau oleh Jibril as pada setiap bulan Ramadlan dan pada
tahun kematian Rasul SAW, Jibril membacakan seluruh Al-Qur’an sebanyak
dua kali.[4] Hadits dari Aisyah ra dari Fatimah ra berkata :
“Nabi
SAW menitipkan rahasia kepadaku bahwa Jibril as memaparkan kepadaku
Al-Qur’an sebanyak dua kali. Aku tidak melihatnya hadir kecuali telah
tiba saatnya ajalku.”
Perhatian para shahabat ra
khulafaur rashidin
Para
shahabat sangat mengagungkan dan sangat tekun dalam mempelajari
Al-qur’an. Diriwayatkan dari Abu Abdurrahman As-Sulami, ia mengatakan :
“Mereka
yang membacakan Qur’an kepada kami, seperti Usman bin ‘Affan &
Abdullah bin Mas’ud serta yang lain menceritakan bahwa mereka bila
belajar dari Nabi SAW sepuluh ayat, mereka tidak melanjutkannya sebelum
mengamalkan ilmu dan amal yang ada di dalamnya. Mereka berkata, “Kami
mempelajari Qur’an berikut ilmu & amalnya sekaligus.”
Peran dari para Khulafaur Rasyidin menunjukkan bahwa mereka perhatian terhadap Al-Qur’an seperti disebutkan berikut ini :
v Abu Bakar ra (Memerintah dari 11 H 13 H / 632 M – 634 M)
Pada tahun 12 H terjadi Peperangan Yamamah[5]
yang menyebabkan gugurnya 70 qari dari kalangan shahabat. Umar ra
merasa khawatir dan datang kepada Abu Bakar untuk mengumpulkan
Al-Qur’an. Kemudian dikumpulkanlah Qur’an dalam satu mushaf secara
sangat teliti dengan mencangkup tujuh huruf.
v Usman bin ‘Affan ra (Memerintah dari 23 H – 35 H / 644 M – 656 M)
Ketika
terjadinya perang Armenia & Azbaijan, Huzaifah bin Al-Yaman ra
melihat banyaknya perbedaan dalam pembacaan Al-Qur’an yang dapat
mengakibatkan perpecahan. Huzaifah ra kemudian melaporkan hal tersebut
kepada Usman ra. Kemudian Usman ra memerintahkan pengumpulan Qur’an
dalam satu mushaf dengan menertibkan/menyusun surah-surahnya &
membatasinya hanya pada bahasa Quraisy.
v Ali bin Abu Thalib kw (Memerintah dari 35 H – 40 H / 656 M – 661 M)
Ali
bin Abu Thalib ra memerintahkan Abul Aswad Ad-Du’ali untuk meletakkan
kaidah-kaidah Nahwu, cara pengucapan yang tepat & baku, dan
memberikan ketentuan harakat pada Qur’an.
C. Mencintai Al-Qur’an
Jika
kita cinta pada Al-qur’an, tentunya diri kita akan teguh menjadikan
Al-qur’an sebagai pedoman hidup kita. Al-Qur’an memiliki banyak
keistimewaan bagi orang yang mencintainya. Banyak pula hadist dan ayat
Al-qur’an yang menerangkan keistimewaan Al-qur’an, seperti mendapatkan
pahala apabila kita membacanya. Berikut ini beberapa keistimewaan
tersebut :
1. Keistimewaan bagi pembacanya & yang mendengarkannya, Allah SWT berfirman :
وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْءَانُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Apabila
dibacakan Al-Qur’an (kepadamu), maka dengarkanlah baik-baik &
perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.” (Al-A’raf [7] : 204)
“Siapa
saja membaca satu huruf dari Al-Qur’an, dia akan memperoleh satu
kebaikan. Dan kebaikan itu akan dibalas 10 X lipat. Aku tidak mengatakan
alif lam mim itu satu huruf. Tapi alif satu huruf, lam satu huruf &
mim satu huruf.” (HR. Tirmidzi dari Ibnu Mas’ud, yang mengatakan hadits ini hasan & shahih)
Adapun hadits yang membicarakan hal ini adalah :
“Dari
Umamah ra, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Bacalah
Al-Qur’an, karena sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat sebagai
pemberi syafa’at bagi orang-orang yang membacanya.” (HR. Muslim)
“Bacalah Al-Qur’an ! Sebab dihari kiamat nanti akan datang sebagai penolong bagi pembacanya.” (HR. Turmudzi)
2. Keistimewaan bagi yang mempelajari & mengajarkannya.
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
“Orang yang paling baik diantara kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an & mengajarkannya.” (HR. Bukhari)
3. Keistimewaan bagi yang mengkhatamkan & penghafalnya.
“Abu
Hurairah berkata, “Siapa yang membaca Al-Qur’an dalam setiap tahun dua
kali (khatam) maka ia telah menunaikan haknya, sebab Nabi SAW membacanya
kepada JIbril pada tahun kematiannya sebanyakdua kali.” (Diriwayatkan oleh Hasan bin Ziad)
“Sesungguhnya orang yang didalam dadanya tidak terdapat sedikitpun ayat Al-Qur’an, ibarat rumah yang roboh.” (HR. Turmidzi)
Dalam
hadits dari Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah SAW mengangkat
pemimpin utusan dari kalangan sahabatnya berdasarkan hafalan mereka.[8]
4. Keistimewaan surat yang dikandungnya.
“…
Bacalah Az-Zahrawain, yaitu Al-Baqarah & Ali Imran. Karena
kedua-duanya akan datang dihari kiamat seolah-olah menjadi dua tumpuk
awan yang menaungi pembacanya atau menjadi dua burung yang sedang
terbang lalu datang hendak membela pembacanya …(HR. Muslim)
“Jantung
Al-Qur’an adalah surat Yasiin. Tidaklah surat itu dibaca oleh seseorang
yang menghendaki keridlaan Allah SWT & keselamatan pada hari
akhirat, melainkan Allah SWT akan mengampuni dosa-dosanya,” (HR. Abu Dawud)
“Siapa saja yang membaca Al-Waqi’ah tiap-tiap malam, maka ia tidak akan ditimpa kepapaan.” (HR. Al-Baihaqi)
“Rasulullah menerangkan bahwa sesungguhnya Qulhuwallahu ahad itu menyamai 1/3 dari Al-Qur’an.” (HR. Muslim)
“Berkata
Abu Hurairah, “Rasulullah SAW bersabda, “Dalam Al-Qur’an terdapat surat
berisi tiga puluh ayat yang dapat memberikan syafa’t kepada yang
membacanya sehingga ia akan diampuni, yaitu Tabarakalladzi biyadihil
mulku.” (HR. Abu Dawud)
“Siapa saja membaca dua ayat terakhir Al-Baqarah tiap-tiap malam, terpeliharalah dia dari bencana.” (HR. Ahmad)
Tentunya
kita sebagai umat islam yang ada di Indonesia maupun di Negara yang
berbahasa selain bahasa arab, haruslah mengerti juga arti dari ayat-ayat
Al-qur’an, minimal membaca artinya setiap selesai membaca teks asli
Al-qur’an berbahasa arab. Agar kita mengetahui apa yang Allah wasiatkan
kepada kita di dalam setiapa ayat Al-qur’an tersebut. Jika kita membaca
Al-qur’an namun tidak mengerti sama sekali kandungan Al-qur’an tersebut,
apa bedanya seperti ketika kita membaca buku berbahasa prancis
sedangkan kita sebagai orang Indonesia tidak mengerti bahasa prancis
tersebut. Perumpamaan yang tepat untuk orang-orang yang hanya membaca
Al-qur’an tetapi tak mengerti maknanya seperi keledai yang membawa buku
tebal di punuknya.
Umat
islam saat ini banyak yang hancur moralnya, ahlaknya sangat tidak
islami. Pemikiran serta gaya hidupnyapun sangat tidak sama seperti apa
yang islam kehendaki. Fenomena seperti ini terjadi karena umat islam di
Indonesia sejak kecil hanya diajari tatacara membaca Al-qur’an saja,
tanpa pernah mengkaji maksudnya sama sekali.
Demikianlah
penjelasan kali ini, semoga dapat menambah wawasan anda serta
meningkatkan keinginan kalian dalam mencari arti hidup ini.
Post Terkait
Apa pengertian tawassul serta bagaimana hukumnya dalam islam ?
28 Feb 20160Secara bahasa tawassul artinya adalah mendekatkan diri. Dalilnya yaitu seperti yang ada dalam firm...Read more »
tatacara wudhu yang dicontohkan Nabi Muhammad yang wajib kita ketahui
05 Mar 20161Sekarang ini, jika kita melihat orang-orang yang sedang berwudhu di masjid, kita akan menemui pe...Read more »
Hukum Perdukunan, datang dan bertanya pada dukun
28 Feb 20160dukun adalah penipu Perdukunan dalam bahasa arab adalah Kahanah wazan fa'alah yang diambil dar...Read more »
Apa hukum memakai cadar bagi seorang wanita muslimah menurut syariat ?
04 Mar 20160Ada perbedaan pendapat tentang hukum memakai cadar bagi seorang wanita muslimah, yaitu pendapat ...Read more »
Hukum pergi dan bertanya kepada dukun dan sejenisnya untuk obat kesembuhan
28 Feb 20160Terkadang ada sebagian orang yang anggota keluarganya sakit, atau sakit kejiwaan yaitu gila, ...Read more »
Bolehkah meminta ampunan untuk orang atau kerabat murtad yang telah meninggal ?
29 Feb 20160Jika ada orang yang sebelumnya beragama islam namun dia murtad atau keluar dari islam, maka kit...Read more »
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.