gambar kain sutra |
Bismillah, Walhamdulillah
Wassalatu Wassalamu`Ala Rasulillah, Wa'ala Aalihie Wasahbihie Waman Walaah
Pakaian sutra sudah menjadi barang mewah dari sejak
zaman dahulu kala. Sampai kini kain sutra masih menjadi barang mewah dan
terhormat. Bahkan, dari zaman dahulu hingga hari ini, kemewahannya mampu
menarik minat para lelaki yang merasa dirnya kaya dan terhormat. Sehingga timbul
gengsi jika tidak memiliki kain sutra di rumahnya, ataupun digunakan pada
tubuhnya. Biasanya pria-pria kayalah yang kurang mengetahui hukum-hukum agama
dalam masalah berpakaian sehingga banyak dari mereka yang ingin membeli dan
memakainya.
Maka dari itu kami akan mengulasnya agar semua pria
yang masih belum mengetahui larangan memakai kain sutra akan sadar dan
menjauhinya.
Apa itu sutra ?
gambar kain sutra |
Sutra atau sutera adalah serat protein alami yang
dapat ditenun menjadi tekstil. Jenis sutra yang paling umum digunakan adalah
sutra dari kepompong yang dihasilkan larva ulat sutra murbei (Bombyx mori) yang
diternak. Kain Sutra memiliki tekstur yang mulus, lembut, tetapi tidak licin. Kain
sutra terlihat berkilauan jika terkena cahaya, karena serat sutra memiliki struktur
berupa prisma segitiga, yang membuat kain sutra dapat membiaskan cahaya dari
berbagai sudut.
"Sutra liar"
dihasilkan oleh ulat selain ulat sutra murbei dan dapat pula diolah. Berbagai
sutra liar dikenali dan digunakan di Cina, Asia Selatan, dan Eropa sejak
dahulu, namun skala produksinya selalu jauh lebih kecil daripada sutra
ternakan. Sutra liar berbeda dari sutra ternakan dari segi warna dan tekstur,
serta kepompong liar yang dikumpulkan biasanya sudah dirusak oleh ngengat yang
keluar sebelum kepompong tersebut diambil, sehingga benang sutra yang membentuk
kepompong itu sudah terputus menjadi pendek. Ulat sutra ternakan dibunuh dengan
dicelup ke dalam air mendidih sebelum keluarnya ngengat dewasa, atau ditusuk
dengan jarum, sehingga seluruh kepompong dapat diurai menjadi sehelai benang
yang tak terputus. Ini membuat sutra bisa ditenun menjadi kain yang lebih kuat.
Sutra liar biasanya juga lebih sukar dicelup warna daripada sutra ternakan.
Empat jenis ngengat sutra ternakan yang terpenting.
Sutra juga dihasilkan oleh
beberapa jenis serangga lain, namun hanya jenis sutra dari ulat sutra yang
digunakan untuk pembuatan tekstil. Pernah juga dijalankan kajian terhadap
sutra-sutra lain yang menampakkan perbedaan dari aspek molekul. Sutra
dihasilkan terutama oleh larva serangga yang bermetamorfosis lengkap, tetapi
juga dihasilkan oleh beberapa serangga dewasa seperti Embioptera. Produksi
sutra juga kerap dijumpai khususnya pada serangga ordo hymenoptera (lebah,
tabuhan, dan semut), dan kadang kala digunakan untuk membuat sarang.
Jenis-jenis arthropoda yang lain juga menghasilkan sutra, terutama arachnida
seperti laba-laba. Untuk kain sutra dari jaring laba-laba atau disebut Qmonos
(sarang laba-laba dalam bahasa Jepang) diklaim memiliki kekuatan tiga kali
lebih kuat dari Kevlar (bahan yang biasa digunakan untuk rompi anti peluru)
serta lima kali lebih kuat dari baja.
kepompong kain sutra |
Pakain sutra diharamkan bagi pria, namun bagi wanita
dihalalkan. Sebagian besar ulama - bahkan ada yang menukil sebagai konsensus
(ijma’) mereka - bahwa memakai sutera murni bagi pria itu haram kecuali bila
ada uzur yaitu dalam keadaan darurat.
Berikut dalil-dalil yang melarang pemakain sutra :
1. Yang Mengenakan Sutera Di Dunia
Hanyalah Orang Yang Tidak Mempunyai Bagian Di Akhirat, namun
Diperbolehkan Untuk
Memanfaatkan Harganya Dan Menjualnya
. عَنْ ابْنِ عُمَرَ
قَالَ رَأَى عُمَرُ عُطَارِدًا التَّمِيمِيَّ يُقِيمُ بِالسُّوقِ حُلَّةً سِيَرَاءَ
وَكَانَ رَجُلًا يَغْشَى الْمُلُوكَ وَيُصِيبُ مِنْهُمْ فَقَالَ عُمَرُ يَا رَسُولَ
اللَّهِ إِنِّي رَأَيْتُ عُطَارِدًا يُقِيمُ فِي السُّوقِ حُلَّةً سِيَرَاءَ فَلَوْ
اشْتَرَيْتَهَا فَلَبِسْتَهَا لِوُفُودِ الْعَرَبِ إِذَا قَدِمُوا عَلَيْكَ وَأَظُنُّهُ
قَالَ وَلَبِسْتَهَا يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا يَلْبَسُ الْحَرِيرَ فِي الدُّنْيَا مَنْ لَا خَلَاقَ
لَهُ فِي الْآخِرَةِ فَلَمَّا كَانَ بَعْدَ ذَلِكَ أُتِيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِحُلَلٍ سِيَرَاءَ فَبَعَثَ إِلَى عُمَرَ بِحُلَّةٍ وَبَعَثَ إِلَى
أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ بِحُلَّةٍ وَأَعْطَى عَلِيَّ بْنَ أَبِي طَالِبٍ حُلَّةً وَقَالَ
شَقِّقْهَا خُمُرًا بَيْنَ نِسَائِكَ قَالَ فَجَاءَ عُمَرُ بِحُلَّتِهِ يَحْمِلُهَا
فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ بَعَثْتَ إِلَيَّ بِهَذِهِ وَقَدْ قُلْتَ بِالْأَمْسِ
فِي حُلَّةِ عُطَارِدٍ مَا قُلْتَ فَقَالَ إِنِّي لَمْ أَبْعَثْ بِهَا إِلَيْكَ لِتَلْبَسَهَا
وَلَكِنِّي بَعَثْتُ بِهَا إِلَيْكَ لِتُصِيبَ بِهَا وَأَمَّا أُسَامَةُ فَرَاحَ فِي
حُلَّتِهِ فَنَظَرَ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَظَرًا
عَرَفَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ أَنْكَرَ مَا
صَنَعَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا تَنْظُرُ إِلَيَّ فَأَنْتَ بَعَثْتَ إِلَيَّ
بِهَا فَقَالَ إِنِّي لَمْ أَبْعَثْ إِلَيْكَ لِتَلْبَسَهَا وَلَكِنِّي بَعَثْتُ بِهَا
إِلَيْكَ لِتُشَقِّقَهَا خُمُرًا بَيْنَ نِسَائِكَ
1340- Dari Ibnu Umar
RA, dia berkata, "Pada suatu hari, Umar bin Khaththab RA melihat 'Utharid
At-Tamimi menjajakan sutera bergaris benang emas di pasar. Memang 'Utharid
adalah seorang sahabat yang suka bergaul dengan para raja dan sering pula
mendapatkan hadiah dari mereka. Lalu Umar bin Khaththab melaporkan hal itu
kepada Rasulullah seraya berkata, "Ya Rasulullah, saya melihat 'Utharid
menjual kain sutera bergaris benang emas di pasar. Kalau saja engkau mau
membelinya untuk engkau kenakan nanti pada saat menerima duta-duta Arab yang
datang kepada engkau. {Saya kira Umar juga mengatakan, 'Dan engkau dapat
mengenakannya pada hari Jum'at}. Mendengar pernyataan sahabatnya itu, yaitu
Umar bin Khaththab, Rasulullah SAW berkata, "Yang mengenakan sutera di
dunia hanyalah orang yang tidak akan mempunyai bagian di akhirat nanti."
Beberapa hari kemudian, Rasulullah SAW dibawakan beberapa potong kain sutera
bergaris emas. Lalu beliau pun memberikan satu potong kepada Umar bin
Khaththab, satu potong kepada Usamah, dan satu potong lagi kepada Ali bin Abu
Thalib. Setelah itu, Rasulullah SAW berkata, "Buatkanlah kerudung dari
kain sutera itu untuk istri-istrimu!" Tak lama kemudian, Umar bin
Khaththab datang kepada Rasulullah sambil membawa kain sutera tersebut dan
berkata, "Ya Rasulullah, mengapa engkau mengirimkan kain sutera ini kepada
saya, sedangkan kemarin engkau baru saja mengomentari kain sutera
'Utharid?" Rasulullah SAW menjawab, "Hai Umar, sesungguhnya aku
mengirimkan kain sutera ini bukan untuk kamu pakai. Aku memberikan kain sutera
ini kepadamu agar kamu juga mendapat bagian darinya." Sementara itu,
Usamah sepertinya sangat senang dan terkesan dengan kain sutera pemberian
Rasulullah. Lalu Rasulullah SAW memandangnya dengan pandangan yang menunjukkan
bahwasanya beliau tidak senang terhadap tingkah lakunya itu. Usamah berkata,
"Ya Rasulullah, mengapa Anda memandang saya dengan pandangan seperti itu?
Bukankah engkau telah mengirimkan kain sutera ini kepada saya?" Rasulullah
menjawab, "Hai Usamah, sesungguhnya aku mengirimkan kain sutera itu
bukanlah untuk kamu pakai. Akan tetapi, aku mengirimnya kepadamu agar kamu buat
kerudung untuk istrimu." {Muslim 6/138}
2.
Barang Siapa Mengenakan Kain Sutera Di Dunia, Niscaya Ia Tidak Akan
Mengenakannya Di Akhirat Kelak
عَنْ خَلِيفَةَ بْنِ
كَعْبٍ أَبِي ذِبْيَانَ قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ الزُّبَيْرِ يَخْطُبُ يَقُولُ
أَلَا لَا تُلْبِسُوا نِسَاءَكُمْ الْحَرِيرَ فَإِنِّي سَمِعْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ
يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَلْبَسُوا الْحَرِيرَ
فَإِنَّهُ مَنْ لَبِسَهُ فِي الدُّنْيَا لَمْ يَلْبَسْهُ فِي الْآخِرَةِ
1341- Dari Khalifah bin
Ka'ab, Abu Dzibyan, dia berkata, "Saya pernah mendengar Abdullah bin
Zubair berkhutbah seraya mengatakan, 'Ingatlah, jangan kalian membiarkan wanita
kalian memakai sutera. Karena saya pernah mendengar Umar bin Khaththab berkata,
'Rasulullah SAW bersabda, 'Janganlah kalian memakai sutera! Sebab, barang siapa
yang memakai sutera di dunia, niscaya ia tidak akan memakainya di akhirat
kelak." {Muslim 6/140}
3. orang yang bertakwa tidak layak memakai sutra
عَنْ عُقْبَةَ
بْنِ عَامِرٍ أَنَّهُ قَالَ أُهْدِيَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَرُّوجُ حَرِيرٍ فَلَبِسَهُ ثُمَّ صَلَّى فِيهِ ثُمَّ انْصَرَفَ
فَنَزَعَهُ نَزْعًا شَدِيدًا كَالْكَارِهِ لَهُ ثُمَّ قَالَ لَا يَنْبَغِي هَذَا
لِلْمُتَّقِينَ
1342- Dari Uqbah bin Amir RA, dia berkata, "Rasulullah
SAW pernah diberikan hadiah sejenis pakaian luar yang terbuat dari kain sutera.
Lalu beliau mengenakannya untuk melakukan shalat. Selesai shalat, beliau segera
menanggalkan baju tersebut dengan kasarnya, sepertinya beliau tidak
menyukainya. Setelah itu, beliau pun berkata, "Pakaian seperti ini
tidak pantas bagi orang-orang yang bertakwa.''" {Muslim 6/143
4. Larangan Mengenakan
Sutera Kecuali Selebar Dua Jari Tangan
. عَنْ أَبِي عُثْمَانَ
قَالَ كَتَبَ إِلَيْنَا عُمَرُ وَنَحْنُ بِأَذْرَبِيجَانَ يَا عُتْبَةُ بْنَ فَرْقَدٍ
إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ كَدِّكَ وَلَا مِنْ كَدِّ أَبِيكَ وَلَا مِنْ كَدِّ أُمِّكَ فَأَشْبِعْ
الْمُسْلِمِينَ فِي رِحَالِهِمْ مِمَّا تَشْبَعُ مِنْهُ فِي رَحْلِكَ وَإِيَّاكُمْ
وَالتَّنَعُّمَ وَزِيَّ أَهْلِ الشِّرْكِ وَلَبُوسَ الْحَرِيرَ فَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ لَبُوسِ الْحَرِيرِ قَالَ إِلَّا هَكَذَا
وَرَفَعَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِصْبَعَيْهِ الْوُسْطَى
وَالسَّبَّابَةَ وَضَمَّهُمَا قَالَ زُهَيْرٌ قَالَ عَاصِمٌ هَذَا فِي الْكِتَابِ قَالَ
وَرَفَعَ زُهَيْرٌ إِصْبَعَيْهِ
1343- Dari Abu Utsman,
dia berkata, "Umar bin Khaththab pernah menulis surat kepada kami yang
sedang berada di Azerbeijan sebagai berikut, 'Hai Utbah bin Farqad,
sesungguhnya harta ini bukanlah dari hasil jerih payahmu dan bukan pula hasil
jerih payah bapak dan ibumu. Oleh karena itu, kenyangkanlah kaum muslimin di
tempat tinggal mereka dari apa yang kamu gunakan untuk mengenyangkan dirimu di
rumah! Hindarilah dirimu dari kemewahan, pakaian orang musyrik, dan pakaian sutera!
Sebab, Rasulullah SAW melarang kita, kaum muslimin, untuk mengenakan sutera.
Rasulullah SAW bersabda, '...kecuali sekian', seraya beliau tunjukkan kepada
kami jari tengah dan jari telunjuk yang beliau satukan." Zuhair berkata,
"Ashim berkata, 'Keterangan ini disampaikan melalui surat'" Dan
Zuhair pun menunjukkan dua jarinya. {Muslim 6/140}
عَنْ سُوَيْدِ بْنِ
غَفَلَةَ أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ خَطَبَ بِالْجَابِيَةِ فَقَالَ نَهَى نَبِيُّ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ لُبْسِ الْحَرِيرِ إِلَّا مَوْضِعَ
إِصْبَعَيْنِ أَوْ ثَلَاثٍ أَوْ أَرْبَعٍ
1344- Dari Suwaid bin
Ghafalah, bahwasanya Umar bin Khaththab pernah berpidato di Jabiyah sebagai
berikut, "Rasulullah SAW telah melarang pemakaian sutera kecuali sekedar
dua, tiga, atau empat jari saja." {Muslim 6/141}
5. Larangan Memakai
Pakaian Luar yang Terbuat Dari Sutera
. عن جَابِر بْن عَبْدِ
اللَّهِ يَقُولُ لَبِسَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا قَبَاءً
مِنْ دِيبَاجٍ أُهْدِيَ لَهُ ثُمَّ أَوْشَكَ أَنْ نَزَعَهُ فَأَرْسَلَ بِهِ إِلَى عُمَرَ
بْنِ الْخَطَّابِ فَقِيلَ لَهُ قَدْ أَوْشَكَ مَا نَزَعْتَهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَقَالَ
نَهَانِي عَنْهُ جِبْرِيلُ فَجَاءَهُ عُمَرُ يَبْكِي فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَرِهْتَ
أَمْرًا وَأَعْطَيْتَنِيهِ فَمَا لِي قَالَ إِنِّي لَمْ أُعْطِكَهُ لِتَلْبَسَهُ إِنَّمَا
أَعْطَيْتُكَهُ تَبِيعُهُ فَبَاعَهُ بِأَلْفَيْ دِرْهَمٍ.
1345- Dari Jabir bin
Abdullah RA, dia berkata, "Pada suatu hari, Rasulullah SAW mengenakan
pakaian luar yang terbuat dari sutera Dibaj, sebagai hadiah yang diberikan
kepada beliau. Setelah itu, Rasulullah SAW segera melepas dan memberikannya
kepada Umar bin Khaththab. Lalu salah seorang sahabat bertanya, 'Ya Rasulullah,
mengapa engkau begitu tergesa-gesa untuk melepaskan pakaian itu?' Rasulullah
SAW menjawab, "Jibril telah melarangku untuk mengenakannya." Tak lama
kemudian, Umar datang sambil menangis dan berkata, "Ya Rasulullah, engkau
tidak menyukai sesuatu, tetapi mengapa engkau malah memberikannya kepada
saya?" Rasulullah SAW menghiburnya sambil berkata, "Hai Umar,
sesungguhnya aku memberikan pakaian itu kepadamu bukan untuk dikenakan. Akan
tetapi, agar kamu segera menjualnya." Lalu Umar pun menjual pakaian
tersebut dengan harga dua ribu dirham. {Muslim 6/141-142}
6. Dispensasi Untuk Mengenakan Sutera Karena Adanya Penyakit
حَدَّثَنَا
أَبُو كُرَيْبٍ مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ
سَعِيدِ بْنِ أَبِي عَرُوبَةَ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ أَنَّ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ
أَنْبَأَهُمْ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَخَّصَ
لِعَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ وَالزُّبَيْرِ بْنِ الْعَوَّامِ فِي الْقُمُصِ
الْحَرِيرِ فِي السَّفَرِ مِنْ حِكَّةٍ كَانَتْ بِهِمَا أَوْ وَجَعٍ كَانَ
بِهِمَا. و في رواية: أنهم شكوا إلى رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
القمل
1346- Dari Anas bin Malik RA bahwasanya Rasulullah SAW telah
memberikan dispensasi {keringanan} kepada Abdurrahman bin Auf dan Zubair bin
Awwam untuk mengenakan pakaian sutera dalam perjalanan karena adanya penyakit
gatal-gatal atau penyakit lain yang menimpa mereka berdua. Dalam suatu riwayat
dikatakan: Mereka mengeluhkan adanya kutu kepada Rasulullah SAW. {Muslim
6/143}
Larangan memakai kain sutra bagi pria memiliki hikmah,
yaitu sebagai berikut :
1.
Tasyabbuh
(penyerupaan) / menyerupai pakaian orang kafir seperti yang disebutkan dalam
hadist di atas.
2.
Tasyabbuh
kepada wanita.
3.
Tidak
bersifat jantan bagi laki-laki. Karena sutra identik dengan ciri khas
perempuan. Dan jika ada lelaki yang memakainya, maka lelaki tersebut sedang
berlebih-lebihan dalam menghias diri. Bahkan terperangkap dalam kesombongan.
(Lihat Al Minhatul ‘Allam fii Syarh Bulughil Marom karya Syaikh ‘Abdullah bin
Sholih Al Fauzan, 4: 207)
Dari semua dalil-dalil di atas, menjadi jelaslah bahwa
agama islam melarang umatnya yang laki-laki memakai sutra dalam bentuk apapun. Jadi
jika ada seorang laki-laki membeli dan mengenakannya, maka orang itu mungkin
belum tahu hukumnya, atau bisa saja dia menganggapnya sepele.
0 komentar:
Posting Komentar